Pengikut

Rabu, 31 Oktober 2012

stratifikasi sosial


STRATIFIKASI SOSIAL

1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Dalam masyarakat di mana kamu tinggal, kamu dapat menjumpai orang-orang yang termasuk golongan kaya, sedang, dan miskin. Penggolongan tersebut menunjukkan bahwa di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.

Dalam sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai pembedaan atau pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial merupakan gejal sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Bahkan pada zaman Yunani Kuno, Aristoteles (384–322 SM) telah menyatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Setelah kamu memahami pengertian stratifikasi sosial secara umum, kini cobalah untuk menyimak pendapat beberapa ahli tentang stratifikasi sosial.



a. Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat. Setiap lapisan itu disebut dengan strata sosial. Ditambahkan bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lapisanlapisan di dalam masyarakat memang tidak jelas batasbatasnya, tetapi tampak bahwa setiap lapisan akan terdiri atas individu-individu yang mempunyai tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama.

b. P.J. Bouman
Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.

c. Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

d. Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

e. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

2. Ukuran sebagai Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi” menyatakan bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial akan terjadi. Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan stratifikasi social adalah ukuran kekayaan, kekuasaan dan wewenang, kehormatan, serta ilmu pengetahuan.

a. Ukuran kekayaan adalah kepemilikan harta benda seseorang dilihat dari jumlah dan materiil saja. Biasanya orang yang memiliki harta dalam jumlah yang besar akan menempati posisi teratas dalam penggolongan masyarakat berdasarkan kriteria ini.

b. Ukuran kekuasaan dan wewenang adalah kepemilikan kekuatan atau power seseorang dalam mengatur dan menguasai sumber produksi atau pemerintahan. Biasanya ukuran ini dikaitkan dengan kedudukan atau status social seseorang dalam bidang politik.

c. Ukuran kehormatan dapat diukur dari gelar kebangsawanan atau dapat pula diukur dari sisi kekayaan materiil. Orang yang mempunyai gelar kebangsawanan yang menyertai namanya, seperti raden, raden mas, atau raden ajeng akan menduduki strata teratas dalam masyarakat.

d. Ukuran ilmu pengetahuan, artinya ukuran kepemilikan seseorang atau penguasaan seseorang dalam hal ilmu pengetahuan. Kriteria ini dapat pula disebut sebagai ukuran kepandaian dalam kualitas. Berdasarkan ukuran ini, orang yang berpendidikan tinggi, misalnya seorang sarjana akan menempati posisi teratas dalam stratifikasi sosial di masyarakat.

Secara luas, kriteria umum penentuan seseorang dalam stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.


a. Kekayaan dalam berbagai bentuk yang diketahui oleh masyarakat diukur dalam kuantitas atau dinyatakan secara kualitatif.
b. Daya guna fungsional perorangan dalam hal pekerjaan.
c. Keturunan yang menunjukkan reputasi keluarga, lamanya tinggal atau berdiam di suatu tempat, latar belakang rasial atau etnis, dan kebangsaan.
d. Agama yang menunjukkan tingkat kesalehan seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya.
e. Ciri-ciri biologis, termasuk umur dan jenis kelamin.

Stratifikasi sosial di dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses perkembangan masyarakat dan dapat pula secara sengaja ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.

a. Stratifikasi Sosial yang Terjadi dengan Sendirinya
Beberapa ukuran yang digunakan untuk menempatkan seseorang dalam strata tertentu pada stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Kepandaian seseorang atau kepemilikan ilmu pengetahuan.
2) Tingkat umur atau aspek senioritas.
3) Sifat keaslian.
4) Harta atau kekayaan.
5) Keturunan.
6) Adanya pertentangan dalam masyarakat.

Contoh stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya adalah pada masyarakat kerajaan, di mana orang yang masih keturunan raja akan menempati lapisan yang tertinggi.

b. Stratifikasi Sosial yang Sengaja Disusun untuk Mengejar
Tujuan Tertentu
Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang dalam suatu organisasi formal (resmi), seperti birokrasi pemerintah, universitas, sekolah, partai politik, perusahaan, dan lain sebagainya.

Dalam stratifikasi sosial yang sengaja disusun terdapat berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan kedudukan seseorang dalam strata tertentu, antara lain sebagai berikut.
1) Upacara peresmian atau pengangkatan.
2) Pemberian lambang atau tanda-tanda kehormatan.
3) Pemberian nama-nama jabatan atau pangkat.
4) Sistem upah atau gaji berdasarkan golongan atau pangkat.
5) Wewenang dan kekuasaan yang disertai pembatasanpembatasan dalam pelaksanaannya.

struktur sosial

A.STRUKTUR SOSIAL

1.Pengertian Struktur Sosial

a.Arti umum
struktur sosial adalah sebuah hubungan timbal balik antara posisi -posisi sosial dan antara peranan-peranan.
b.Soerjono Soekanto
Stuktur sosial merupakan hubungan timbal baikantara posisi-posisi daan antara peranan-peranan.

a.Status dan Kedudukan
Status merupakan pencerminan hak dan kewajiba dalam tingkah laku manusia.Cara-cara memperoleh status sebagai berikut:
1) Ascribed Status
           Status yang diberikan kepada individu tanmpa memandang kemampuan maupun perbedaan antar individu yang dibawa sejak lahir.
2)Achieved Status
            Status yang memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih melalui persaingan dan usaha pribadi.
3)Assigned Status
             Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain atas jasa-jasa tertentu.

Konflik Status merupakan benturan-benturan atau pertentangan yang dialami seseorang,sehubungan dengan status yang dimilikinya.

1)Konflik Status Individual
        Merupakan konflik yang berhubungan dengan batin seseorang.
Contoh: Seorang perempuan yang harus memilih antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga.
2)KonflikStatus Antarkelompok
         Merupakan konflik yang terjadi antara dua kelompok atau lebih yang berbeda paham.
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi berbeda dengan peraturan yang dikeluarkan oleh instansi lain.
3)Konflik Status Antarindividu
          Merupakan konflik yang terjadi karena perbedaan pendapat antar individu.
Contoh: Seorang istri yang bertengkar dengan suaminya tentang pengasuhan anak.

Peranan merupakan aspek dinamis yang berhubungan dengan ssstatus atau kedudukan.
Contoh: Konflik peranan seseorang yang berstatus sebagai guru sekaligus ibu.

2.Ciri-Ciri Struktur Sosial
a.Struktur sosialmerupakan relitas sosial tersendiri.
b.Struktur ssosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat.
c.Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu.
d.Struktur sosal adalah tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat.

3.Fungsi Struktur Sosial
a.   Pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma,nilai,dan peraturan kelompok atau masyarakat.
b.   Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena berasal dari kelompok atau masyarakat yang berbeda.

4.Bentuk Strutur Sosial
    Menurut Peter M.Blau :
a.Intersected Sosial Structur
    Keanggotaan kelompok mempunyaai latar belakang ras,suku bangsa,ataupun agama yang berbeda-beda.
b.Consolidated Sosial Stuctur
     Keanggotaan kelompk mempunyai latar belakang ras,suku bangsa,ataupun agama yang sama.

5.Ketidaksamaan Sosial
a.Ciri fisik : jenis kelamin,warna kulit,msupun ukuran tubuh.
b.Kemmpuan atau potensi yang dapat menghasilkan perbedaan.
c.Geogarafis yang dapat membedakan mata pencaharian.
d.Budaya.
e.Latar Belakang Sosoal.

a.Ketidaksamaan sosial horizontal
       Merupakan perbedaan individu yang tidak menunjukan tingkatan yang lebih tinggi maupun ynng lebih rendah.Contoh :jenis kelamin,ras dan agama.
b.Ketidaksamaan sosial vertikal
        Merupakan perbedaan individu yang menunjukan tingkatan yang lebih tinggi maupun lebih rendah.
Contoh : kekayaan,pendidikan,keturunan, dan kekuasaan.

6.Dilihat dari Sifatnya
    a.Struktur sosial kaku
        Merupakan struktur sosial yang sangat sulit mengalami perubahan.
    b.Struktur sosial luwes
        Merupan struktur sosial yang lentur dan dapat diubah sesuaidengan perubahan zaman.
    c.Strutur sosial formal
         Merupakan struktur sosial yang diakui keberadaannya oleh pemerintah dan pihak yang berwenang.
     Contoh: Sekolah
    d.Struktur sosial informal
         Merupakan strutur sosial yang keberadaannya tidak diakui oleh pemerintah namun nyata adannya.
      Contoh : bimbel

7.Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakat
    a.Struktur Sosial Homogen
            Merupakan struktur sosial yang mempunyai latar belakang kesamaan identitas dalam masyarakat.
     b.Struktur Sosial Hetergen
            Merupakan struktur sosial yang masyarakatnya mempunyai keragaman budaya.
        Contoh :Masyarakat perkotaan.